Jakarta, NAWACITAPOST.COM – Akibat belum mendapat dukungan final dari dua partai oposisi ; Demokrat dan PKS. Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang telah mendeklarasikan bakal capresnya Anies Baswedan, bingung dan kelimpungan. Pasalnya, syarat Presiden Treshold 20 persen suara parlemen Senayan tak bisa dipenuhi.
Baca Juga : Isu Reshuffle, Nasdem Siap Jadi Musuh Jika Jokowi Copot Jatah Menteri?
Padahal, maksud dan tujuan pendeklarasian bakal capres Anies dari Nasdem, selain sengaja untuk menggertak, juga mengintervensi pemerintahan Presiden Jokowi, tetapi itu tak pernah diwujudkan SP, karena masih belum adanya dukungan final dari dua partai oposisi tersebut.
Supaya hubungan harmonis seperti sediakala, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (SP) meminta waktu bertemu dengan Jokowi. Namun, yang diutus Jokowi adalah Luhut Binsar Pandjaitan (LBP). Disepakati pertemuan itu di London, dengan alasan LBP lagi kunjungan kerja di negara lmarhum Ratu Elizabeth. SP ditemani pengusaha Peter F Gontha.
“Di bulan Desember 2022 Ketum Nasdem abang Surya Paloh sedang berada di London dan di saat bersamaan Pak Menko Marinvest Bang LBP juga saat itu melakukan kunjungan kerja ke London,” kata Johnny kepada wartawan, Jumat (13/1/2023).
Penyataan Sekjen NasDem itu, diaminkan Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, mengatakan Luhut dan Surya Paloh merupakan teman lama. Dia menyebut Luhut selalu terbuka dengan siapapun tokoh yang ingin bertemu.
“Ya Pak Luhut welcome aja kalau ada yg mau ketemu, teman-teman lama juga kan,” ungkapnya.
Nampaknya, bisa diprediksi, SP sudah melempar handuk putih alias menyerah dengan belum ada dukungan terhadap jagoannya, Anies.
Walaupun SP punya pengalaman politik dengan jam terbang, ditambah sebagai Ketua Umum Partai Politik, dan punya media, ternyata soal ini, ia ‘bertekuk lutut’ dihadapan Jokowi, melalui LBP.