Jakarta, NAWACITAPOST. COM – Saat pemilu legislatif 2019, Yasonna Laoly berada di Dapil Sumut I ; Kota Medan, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, bukan di Dapil Sumut II yang meliputi 4 Kabupaten dan satu Kota di Kepulauan Nias (Kepni). Artinya, konstituen atau pemilih orang Nias di Dapil I tersebut, sangat sedikit.
Baca Juga : Pengamat Politik Nusantara Faigiziduhu Ndruru: Ini 5 Sosok Terbaik Pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Hal yang sama dilakukan Marinus Gea. Dapil Banten III meliputi ; Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Walaupun ada orang Niasnya, tetapi sedikit.
Kedua tokoh ini menggambarkan, bahwa menjadi orang Nias, tak selalu berkiprah untuk negara di daerah Kepni saja.
Terkait dengan hal tersebut, dan dikaitkan dengan pemilu serentak 2024, putera-puteri asal Kepulauan Nias, jangan hanya berkompetisi untuk mendapatkan jabatan politik di 4 kabupaten (Nias, Nias Barat, Nias Utara, dan Nias Selatan), dan Kota Gunungsitoli. Sebab, jika ini dilakukan hanya ada 5 jabatan kepala daerah atau 10 dengan wakil pimpinan daerah, jelas aktivis politik nusantara Faigiziduhu Nduru, ketika ditemui nawacitapost.com disebuah café di Jakarta, Rabu pagi (18/1/2023).
Hal lainnya, jika semua berebut di daerah Kepni, maka Nias akan dirugikan, kenapa? Pasalnya, orang-orang asal Nias yang harusnya  tampil dikancah pentas politik nasional, malah kembali di pentas politik daerahnya. Tidak salah, cuman sangat disayangkan saja, tuturnya.
Menurut pengamatan Faigiziduhu Nduru, ada beberapa orang asal Nias yang layak berkompetisi di pentas politik nasional, dan kemungkinan menangnya besar.
Khusus, untuk legislatif, kalau bisa bergeser dari daerah Kepni ke daerah lainnya. Syukur-syukur bisa melompat ditingkat nasional, mengikuti jejak Yasonna Laoly dan Marinus Gea, ungkapnya.
Bahkan di luar pentas politik Nasional, kita harus berani tampil di bidang-bidang yang lain. Misalnya, menjadi pengusaha atau menjadi profesional di bidangnya, ujarnya.
Yang jelas, hendaknya kita memperluas jangkauan berkompetisi, bukan di Kepni, tetapi di kancah nasional, sehingga orang asal Nias, levelnya naik atau jangan bangga juara dikampung sendiri (baca ; Kepni), pungkasnya.