Surabaya NAWACITAPOST – Puluhan Orang Tua Siswa menghadiri acara sosialisasi dan serah terima Program Indonesia Pintar (PIP) tahun anggaran 2021 melalui Aspirasi DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Puti Guntur Soekarno.
Serah Terima PIP kali ini dilakukan oleh organisasi Bangun Marwah Perjuangan Indonesia (BMPI) sebagai pengusulnya.
Bertempat di kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya Jalan Setail, Sekjen BMPI Jatim sekaligus koordinator PIP kota Surabaya, Dewi Widowati Soegandi menjelaskan, PDIP tidak hanya berjanji tapi semakin kedepan PDIP semakin sesuai harapan masyarakat.
” Kami mohon maaf apabila ada yang belum mendapat PIP. Tugas kami hanya menjembatani, dan saya bangga untuk itu ” Ujarnya kepada para penerima PIP, Minggu 12 September 2021.

Tak lupa ia juga berterima kasih kepada Puti Guntur Soekarno anggota DPR RI Komisi X, yang telah memfasiltasi bantuan ini sehingga kebutuhan siswa-siswi dimasa belajarnya dapat terbantu, khususnya kepada orang tua mereka di tengah masa pandemi sekarang ini.
Aktifis Gerakan Jaga Indonesia ini juga menjelaskan, untuk tahun ini dari 130 an pengajuan, yang tercover ada 85 siswa. Hal ini sebagian besar disebabkan data siswa yang tidak terbaca, baik karena dokumen yang kurang terang ataupun pusat tidak bisa mengakses data siswa.
” Kami berpesan kepada orang tua penerima agar memanfaatkan bantuan ini hanya untuk keperluan sekolah dan bukan untuk yang lain,” Imbuhnya.
Sementara itu, Aliyudin, staf Puti Guntur Sukarno yang juga menjadi koordinator PIP Surabaya-Sidoarjo mengutarakan bahwa Program ini merupakan salah satu program unggulan presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP.
“Sesuai komitmen di PDI Perjuangan, siapapun kader PDI yang menduduki eksutif wajib membuat program yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat kecil,” ungkapnya.
PIP, kata Aliyudin, dikeluarkan untuk memfasilitasi anak-anak agar tidak putus sekolah, sehingga program wajib belajar 12 tahun dapat tercapai dan kedepannya bisa lebih.
Prioritas penerima PIP adalah anak-anak yang tidak mampu dan sangat membutuhkan.
” Ada banyak anak dari keluarga tidak mampu, tapi sudah tidak bantuan karena sudah mendapatkan dari pemerintah melalui program yang lain,” katanya.
Nominalnya bervariasi. untuk siswa SD mendapat 450rb, SMP 750 rb, dan untuk siswa SMA/SMK mendapat bantuan sebesar 1 jt. Sedangkan bagi siswa yang dalam masa transisi, hanya mendapat setengah dari jenjang saat pengajuan.
Pada kesempatan itu, Aliyudin juga menerangkan beberapa problem hingga siswa dinyatakan tidak bisa di SK kan. Antara lain adalah Nama siswa tidak valid.
Artinya, nama siswa atau nama ibu kandung tidak sesuai dengan data di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Kemudian ada juga siswa yang sudah didaftarkan melalui jalur kedinasan, dalam hal ini adalah dinas pendidikan.
Aliyudin kembali menjelaskan bahwa pendaftaran PIP bisa melalui 2 jalur, yakni jalur kedinasan melalui MBR atau mitra warga.
Dan PIP saat ini adalah melalui jalur aspirasi DPR RI komisi X, bidang pendidikan dan kebudayaan. Lewat jalur ini tidak ribet karena hanya diminta data siswa.
Untuk siswa Madrasah tidak bisa diusulkan karena mereka dibawah kementrian agama, dan jalur aspirasi belum ada akses kesana.
Diakhir, membawa pesan Puti Guntur Soekarno, Aliyudin memastikan selama masih menjadi anggota DPR RI komisi X, Puti akan selalu mengusahakan bantuan untuk para siswa termasuk memfasilitasi Program Indonesia Pintar.
” Mbak Puti berpesan, PIP adalah hak anak untuk biaya pendidikan, misal beli buku, bayar les, transport ke sekolah dll. Jadi orang tua tidak boleh menggunakan untuk keperluan yang lain,” ucapnya.
” Kemudian mbak Puti juga berharap agar PIP bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan para siswa dan memompa semangat siswa untuk dapat berprestasi,” imbuh Aliyudin. (BNW)