Nganjuk, NAWACITApost.com – Polemik terjadi di Rumah Pemotongan Ayam (RPA) PT Trijaya Lestari Food, Bintang Lima yang berlokasi di Jalan Lengkong – Jatikalen tepatnya di Dusun Prayungan, Desa Prayungan, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Informasi yang dihimpun tim awak media RPA PT Trijaya Lestari Food yang bergerak dibidang pengolahan daging ayam, limbahnya dialirkan ke sungai yang ada di samping kiri lokasi dan menyebabkan bau tak sedap sekaligus menyengat.
Pantauan jurnalis Nawacitapost.com bahwa ada aliran limbah yang diduga keluar dari RPA PT Trijaya Lestari Food, Bintang Lima dengan warna hitam dan bau tak sedap.

Menurut salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya saat ditemui dilokasi mengaku pusing, mual dan mau muntah ketika mencium bau tak sedap tersebut.
“Sesek napas kulo Pak, padahal kulo lek mantuk utawi medal nggih lewat dalan niki, duko sampek kapan ngeten niki Pak (Sesak nafas saya pak, padahal saya kalau mau pulang atau keluar ya lewat jalan ini Pak, entah sampai kapan seperti ini Pak),” kata narasumber pada Jum’at, (29/9/2023) siang.
Ia menambahkan bahwa, belum lagi aliran limbah yang mengalir di sungai itu juga menjadi jadi sarang nyamuk, yang sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
“Teng griyo kulo niku lho Pak kuatah nyamuk e, lek jenengan mboten percados, Monggo teng griyo kulo lek dalu kalih ngopi (di rumah saya itu loh Pak banyak nyamuknya, kalau panjenengan tidak percaya, silakan kalau malam main ke rumah saya sekalian ngopi),” ucapannya.
Begitu pula Dwi Joko perwakilan warga masyarakat Prayungan mengatakan bahwa, sebenarnya harapan kami hanya penyelesaian limbah dan bau yang mengalir di sungai.
“Jadi kami tidak minta apa-apa, dan tidak ingin mengganggu pekerjaan yang ada di dalam RPA, namun selesaikan limbah yang mengalir di sungai yang hingga saat ini, menjadi sarang nyamuk dan menyebabkan bau busuk dan menyengat,” kata Dwi Joko melalui seluler pada Jum’at (29/9/2023) malam.
Dwi Joko menambahkan bahwa, dengan adanya bau tak sedap tersebut segera ada solusi untuk kebaikan bersama, kalau hanya mengurangi produksi, itu bukanlah solusi.
“Karena tetap saja sarang nyamuk yang ada di sungai tetap menyebabkan banyaknya nyamuk yang masuk di rumah-rumah warga, sehingga warga terbebani untuk membeli obat nyamuk bakar dan satu pack hanya bisa dipakai dua malam maksimal,” imbuh Joko panggilan akrab.
Lanjut Joko, selain obat nyamuk bakar masyarakat juga memakai obat nyamuk lotion, jadi harapan kami segera ada solusi, dan tidak ada beban lagi terhadap warga masyarakat sekitar RPA.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Prayungan Lasirin ketika ditemui awak media dirumahnya, mengatakan bahwa, pihaknya sudah mengakomodir terkait permasalahan ini.
“Dia berharap supaya ada solusi dalam menyikapi polemik, sudah ada pertemuan dua kali, tapi saya lupa harinya Mas, Karena ini juga serba repot Mas, dikarenakan pekerja yang ada di RPA juga merupakan warga kami, yang juga memiliki keluarga yang wajib dinafkahi,” kata Lasirin.
Lasirin berharap, yang penting ini jangan diangkat dulu, kami akan berupaya untuk berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan solusi terkait limbah ini,” paparnya.
Disinggung terkait bau menyengat yang masih dirasa warga terdampak, Lasirin menjelaskan, sudah ada pertemuan dua kali mas, baik ditingkat Desa dan Forpimcam Lengkong, hingga tingkat Kabupaten, yakni Dinas Lingkungan Hidup.
“Kami coba cari solusi, kalau pabriknya di demo hingga tutup, terus bagaimana nasib warga saya, yang masih kerja dan membutuhkan nafkah untuk keluarganya,” tegas Lasirin.
Sementara itu, Kepala Dinas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nganjuk Subani ketika dihubungi melalui seluler mengatakan bahwa, saat ini untuk limbah dalam uji lab di Mojokerto.
“Kami sampai saat ini masih menunggu hasil daripada uji lab, yang hasilnya nanti sekitar dua minggu,” pungkas Subani singkat.
Hingga berita ini tayang pihak PT Trijaya Lestari Food Bintang Lima ketika dihubungi melalui nomor telepon HRD dengan nomor +6281358383xxx belum memberikan keterangan.(Skr/Sin)