Jakarta, NAWACITAPOST.COM – Terkait judul di media nawacitapost.com Dulu Pria Nias Melumpuhkan Lawan Menggunakan Tangan Kosong, Sekarang Sajam, yang ditayangkan pada Kamis pagi (19/1/2023). Hal itu merupakan wawancara media ini, dengan pemerhati sosial budaya Kepulauan Nias (Kepni) Faigiziduhu Ndruru, di hari yang sama, di Jakarta. Mendapat tanggapan dari tokoh agama asal Nias yang berdomisili di Bekasi, Pdt. Aro Mendrofa, berikut urug rembugnya yang dikirim kepada redaksi media nawacitapost.com, Kamis siang (19/1/2023).
Baca Juga : Berantas Halinar, Lapas Gunungsitoli Lakukan Penggeledahan
Menurut Pdt, Aro Mendrofa, bahwa untuk membangun karakter dan mentalitas yang baik dan positif untuk orang Nias, harusnya peranan:
Pertama Saĺawa Hada, Si’ulu ba Satua mbanua yang lebih tampil kedepan. Artinya lafataro goi-goi/hukum banua, mado yang dipatuhi dan ditaati secara ketat.
Kedua Pemerintah secara berkala dan berkesinambungan berinisiatif berperan memberi nasehat dan bimbingan bahwa zaman sudah berubah, maka karakter dan mentalitas juga harus berubah.
Ketiga Tokoh agama dalam kapasitas mereka, tentu lebih berperan.
Keempat Pendidikan kita sangat lemah karena berusaha membuat anak untuk (tahu, mengerti, berbuat, dan hidup). Ini isi kurikulum, bukan salah pendidik, sedangkan pendidikan di negara maju seperti Jepang, Israel, Singapur, dan negara lainnya, anak itu dididik untuk berubah karakter dan mentalitas. Ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk direnungkan, dan dipikirkan, khususnya untuk Nias kedepan.
Yang jelas dan pasti, kata Pdt Aro Mendrofa, dulu masyarakat Nias lebih bertanggung jawab sendiri, lebih kuat secara fisik, berkelahi tanpa senjata tajam (Sajam), karena ada tantangan konkrit yi so nemali (pembunuh/penculik ) tapi sekarang emali is talifusònia (saudara/kerabatnya ), tegasnya.