Jakarta, NAWACITAPOST.COM – Menteri BUMN Erick Thohir mendapatkan kehormatan dari masyarakat Pulau Nias, Sumatra Utara. Erick dianugerahi gelar “Balugu Sangeri Banua” yang bermakna “Pengayom Negeri”. Gelar yang diberikan masyarakat Nias tentunya juga tidak sembarangan bisa didapatkan orang biasa hal ini juga turut disampaikan oleh Otoli Zebua selaku Sekjen Dewan Pengurus Pusat Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (DPP HIMNI).
Baca Juga : Rakerda DPD Kepulauan Riau, Sekjen Otoli Zebua : HIMNI Bekerja untuk Masyarakat Kepri Asal Nias
“Jadi tradisi pemberian gelar kebesaran itu hampir ada di setiap suku ini sudah merupakan hal biasa, ini gelar penghargaan kebangsawanan diberikan kepada orang-orang tertentu saja, biasanya para pemimpin, pejabat, orang yang punya pengaruh, punya prestasi atau dia punya keunggulan yang lebih dibanding yang lain biasanya diberikan sebagai penghormatan,” ujar Otoli Zebua di ruang kerjanya Senin, (09/01/2022).
Kalau kembali melihat sejarah zaman dulu, di Nias untuk mendapat gelar Balugu, Siulu, Tuhe Nori punya proses yang panjang, seorang yang disebuat Balugu, Siulu, Tuhe Nori adalah orang yang punya pengaruh, dikenal luas, dihormati dan orang bijak dalam menyelesaikan setiap persoalan kampung atau wilayah. Untuk mengukuhkan seorang Balugu, Siulu, Tuhe Nori dilakukan dengan acara adat memotong babi dalam jumlah yang banyak, mengundang dan menjamu atau memberi makan banyak orang.
“Sebelum Erick Thohir, di kepulauan Nias sudah ada beberapa orang yang juga mendapatkan gelar kehormatan adat dari masyarakat Nias sebut saja Wakil Presiden RI Adam Malik, Kapolda Sumatera Utara, Gubernur Raja Inal Siregar pernah juga diberikan, tapi di tahun 2000 an pernah juga diberikan gelar kepada KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana TNI Dr. Marsetio dengan gelar Tuha Samega Asi,” ujar Otoli.
Jauh sebelum itu, ternyata masyarakat Nias juga sudah memberikan gelar kepada orang asing dari Belanda. Gelar yang diberikan yaitu Silauma untuk E. E. W. Gs. Schroder, seorang controleur Belanda yang pernah bertugas di kepulauan Nias antara tahun 1906-1908.
“Bagi saya pemberian gelar adat kepada Erick Thohir yang kebetulan Menteri BUMN yang berkunjung di Nias merupakan hal positif, dengan gelar Balugu Sangeri Banua mengirim pesan kepada Erick Thohir agar menjadi bagian dari masyarakat Nias dengan mengingat nama yang sudah diselamatkan untuk mengayomi, dengan pemberian gelar adat maka masyarakat Nias membangun hubungan persaudaraan, menambah pertemanan dengan suku lain,” ujarnya.
Saat pemberian gelar yang diberikan oleh masyarakat Nias juga disertai dengan pemberian marga.
“Pada kali ini Erick Thohir mendapat marga Zebua yang kebetulan sama dengan Saya dan di Nias marga Zebua juga sama dengan marga-marga yang lainnya, minimal kalau ketemu bisa panggil Ga,a Erick Thohir,” ujarnya sambil ketawa menutup perbincangan.