Jakarta, NAWACITAPOST.COM – Keharmonisan pasangan kepala Daerah Nias Barat, Bupati Khenoki Waruwu dan Wakil Bupati (Wabup) Era Era Hia hanya bertahan setahun (sejak dilantik pertengahan 2021 – pertengahan 2022), dan sepertinya tak bisa dipertahankan lagi?
Baca Juga : Sekjen DPP HIMNI Otoli Zebua : Bupati – Wakil Bupati Nias Barat Ribut, Masyarakat Dirugikan
Terkait kisruh tersebut, Forum Pemerhati Demokrasi Kepulauan Nias (Kepni) Salatieli Daeli memyampaikan pendapatnya melalui rilis yang diterima nawacitapost.com, sabtu (5/8/2022) pagi.
Baca Juga : Kisruh Kepemimpinan Nias Barat, Forum Pemerhati Demokrasi Kepni Faigiziduhu Ndruru : Di Pilkada 2024 Tak Boleh Terjadi
“Kisruh hubungan Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu dengan Wakil Bupati Nias Dr. Era Era Hia, memperkuat dugaan selama ini bahwa keduanya sudah mulai berjalan sendiri sendiri, mereka ternyata menyimpang dari komitmen awal saat berjuang bersama untuk duduk sebagai kepala daerah Nias Barat,” jelasnya.
Kedua pimpinan (Khenoki Waruwu dan Era Era Hia), yang model ini tidak wajar dipertahankan, dan tidak wajar dipilih lagi pada Pilkada 2024.
Padahal, kedua pasangan pemimpin di Nias Barat itu, sudah terikat dengan sumpah jabatan dan komitmen kesepakatan. Tapi faktanya, belum setengah periode yang dijalani malah sekarang saling tuding dan mencurigai. Ini membuka borok dan memalukan, serta kekanak-kanakan, tegasnya.
Ia menyesalkan Bupati dan Wakil Bupati Nias Barat yang masih menjabat ini, lebih mementingkan kepentingan keluarga, jabatan dan ego.
Wabup Era-Era Hia, mengungkapkan rasa kecewa atas sikap Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu, yang tidak komit dengan kesepakatan yang pernah mereka buat di kala maju dalam Pilkada Nias Barat 2020.
Era-Era Hia juga menceritakan bagaimana awalnya perjuangannya, saat bertarung di Pilkada 2020 yang lalu. Ia mengatakan, hampir semua pembiayaan dikeluarkan olehnya.
Hasilnya, saat jadi Wabup, ia tidak pernah dilibatkan pada saat pembahasan pejabat.
“Nanti saya tahu setelah dilantik, padahal dikesepatan kami hal-hal strategis pengangkatan dan mutasi pejabat, bupati wajib melibatkan wakil bupati,” ujarnya.
Menanggapi tudingan Wabup, Bupati Khenoki Waruwu mengungkapkan, sangat menyesalkan sikap dari Wakil Bupati, Era Era Hia, yang mengumbar hal tersebut. Menurutnya, sikap tersebut sangat kekanak-kanakan.
“Sama saja dia mempermalukan dirinya sendiri, semua apa yang yang dikatakannya itu sebuah kebohongan, teori pembusukan ini kepada saya,” kata Khenoki Waruwu.
“Terlalu naif, terlalu bodoh jika dia mengatakan itu, bukan maksud saya mengukur ya, silahkan ditanya ke OPD, setiap pertemuan, rapat dan pengawasan, dia selalu dilibatkan, silahkan ditanya, tanya ke Sekda,” tegasnya.
Khenoki Waruwu menjelaskan, apa yang menjadi kewenangan wakil Bupati telah diatur dalam Undang-Undang.
Menurut Salatieli Daeli, ributnya Bupati Khenoki Waruwu dan Wabup Era Era Hia, sangat memalukan, dan indikasi buruk bagi perjalanan urusan pelayanan dan pembangunan, kalau diteruskan maka Nias Barat dipastikan semakin terpuruk, Bupati dan Wakil Bupati sibuk atur jabatan dan kepentingan keluarga, sedangkan masyarakat dibiarkan menjadi penonton.
Keduanya kita harapkan kembali ingat arti dan makna sumpah jabatan, bahwa mereka melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya, demi kepentingan masyarakat, dengan takut akan Tuhan. Menjadi bupati dan wakil bupati, tidak sesederhana mengurus kepentingan pribadi, keluarga dan golongan atau keluarganya.
Kedua pimpinan (Khenoki Waruwu dan Era Era Hia), yang model ini tidak wajar dipertahankan, dan tidak wajar dipilih lagi pada Pilkada 2024.