Jakarta, NAWACITAPOST– Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., mengimbau alim ulama untuk membentengi generasi muda dari paham radikal terorisme yang menggunakan narasi agama. Tren radikalisasi semacam ini berhasil menarik remaja yang masih dalam tahap mencari identitas diri.
“Kepada alim ulama kiranya jika ada orang-orang itu mengajak anak muda dengan narasi agama, seolah olah berjuang atas nama agama,” kata Boy Rafli dalam peresmian Masjid Su’adaa Muhammadiyah di Kabupaten Agam, Sumatera Barat beberapa waktu lalu.
Kepala BNPT mengatakan kejahatan terorisme berawal dari ideologi kekerasan dan menentang segala bentuk perbedaan (intoleransi). Ia menjelaskan penyebaran paham atau ideologi tersebut cepat seperti virus. Salah satu penyebabnya adalah media sosial sebagai media diseminasi propaganda radikalisme terorisme.
Menurut Boy Rafli, vaksin yang ampuh menyembuhkan virus tersebut adalah pemahaman agama yang utuh serta penguatan nilai-nilai kebangsaan. Maka dari itu, alim ulama memiliki peran yang sangat strategis untuk menyampaikan narasi keagamaan dan kebangsaan.
“Kejahatan terorisme berkembang dari ideologi kekerasan, menghalalkan segala cara kekerasan terutama orang yang tidak sejalan dengan mereka. Kami titip, mari jaga anak-anak kita jangan terpengaruh ideologi kekerasan ini,” ujar Boy Rafli.
Peresmian masjid dihadiri oleh jajaran pejabat di lingkungan BNPT, Bupati Kabupaten Agam, serta tokoh agama di sekitar Masjid Su’adaa Muhammadiyah.
Radikalisasi melalui media digital mempengaruhi pola pikir dan perilaku penerimanya. Tidak sedikit korban yang jatuh dalam pusaran radikalisme ini, bahkan belakangan ini anak muda menjadi aktor tunggal dalam aksi terorisme.
Kemudian, saat berdiskusi dengan Pengurus Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumatera Barat, Boy Rafli Amar, M.H., membeberkan langkah strategis pencegahan radikalisme terorisme di kalangan generasi muda.
Boy Rafli menekankan perlunya sinergi seluruh pihak dalam rangka pencegahan radikalisme terorisme. Menurutnya edukasi menjadi kunci utama dalam melawan paham yang mengusung kekerasan tersebut.
“Memberikan edukasi kepada generasi muda kita di Sumatera Barat,” ucap Kepala BNPT pada beberapa waktu lalu.
Selain membentengi generasi muda, mereka juga harus dilibatkan dalam upaya pencegahan, utama dalam melawan narasi-narasi yang bertentangan dengan prinsip bangsa dan pro terhadap kekerasan.
“Mereka harus bisa menjadi mitra strategis kita dalam mencegah kejahatan terorisme agar semakin banyak generasi muda Indonesia terlibat dengan kegiatan pencegahan terorisme,” lanjut Boy Rafli.
Sementara itu. Ketua FKPT Provinsi Sumatera Barat, Dr. Zaim Rais, M.A., mengatakan akan terus meningkatkan sinergi dengan berbagai pihak agar pencegahan terorisme di Sumatera Barat dapat terlaksana dengan maksimal.
“Kita akan ingatkan tugas mereka bagi bangsa dan negara, kita akan membina millenial yang cinta Tanah Air, cinta perbedaan,” kata Zaim.
Selain menggandeng anak muda, FKPT harus menguatkan kerja sama dengan pemerintah di daerah, tokoh adat, agama, dan masyarakat.