Jakarta, NAWACITAPOST – Wacana jabatan presiden tiga periode akhir-akhir ini ramai diperbincangkan masyarakat yang mengacu pada kemungkinan presiden Joko Widodo maju kembali dalam pilpres mendatang.
Isu ini semakin muncul ke permukaan sejak adanya dukungan relawan Jokowi-Prabowo atau JokPro 2024. Bahkan, penasihat JokPro 2024, M Qodari, mengatakan komunitasnya memiliki target melakukan komunikasi kepada masyarakat untuk mendukung Jokowi tiga periode dan berpasangan dengan Prabowo. Ia menjelaskan, Selama ini belum ada yang bicara soal Pak Jokowi tiga periode, apalagi berpasangan dengan Pak Prabowo. Dirinya yakin dukungannya akan besar karena Jokowi dan Prabowo dukungannya sama sama banyak. Bagi Qodari, duet JokPro akan membuat Indonesia aman, damai, dan sejahtera.
Wacana yang dilontarkan Qodari agar Jokowi tiga periode bukan hal yang baru. Sebelumnya, mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan tidak ada sosok yang memiliki kemampuan setara dengan Jokowi. Ia menjelaskan tidak ada yang sepiawai Jokowi untuk mengkonsolidasikan kekuatan seluruh aspek untuk bisa menyelamatkan Indonesia. Pak Jokowi harus diberikan kesempatan lagi untuk maju yang ketiga kalinya, dan harus kita ubah konstitusi itu.
Menanggapi hal itu, beberapa pemangku kepentingan menolak wacana jabatan presiden tiga periode bagi Jokowi, diantaranya ada partai PDI Perjuangan dan PAN.
PDI Perjuangan selaku partai politik yang menaungi Jokowi menolak gagasan untuk memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode. Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ahmad Basarah. Ia mengatakan Gagasan tentang masa jabatan presiden ditambah menjadi tiga periode ini jelas jauh dari pandangan dan sikap politik PDIP.
PAN adalah parpol berikutnya yang menolak wacana ini. PAN pun mendukung pernyataan sikap Presiden Jokowi untuk menolak amandemen Undang-Undang (UUD) 1945 untuk masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Bahkan, menurut Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi, dengan mendukung masa jabatan Jokowi tiga periode sama saja melakukan perusakan karakter dan pencitraan media yang berkonotasi negatif.
Ia menambahkan, Jika ada komentar dari siapa pun bahwa Jokowi menginginkan masa jabatan presiden tiga periode, maka kemungkinan yang bersangkutan bukan saja melakukan ‘framing‘ media yang berkonotasi negatif, tetapi sudah menjurus ke perusakan karakter.
Selanjutnya yang tidak setuju dengan wacana jabatan presiden 3 periode ini yaitu Presiden Jokowi sendiri.
Pada 2019, Jokowi sempat menyatakan tidak setuju dengan usulan mengubah jabatan presiden menjadi tiga periode dalam amandemen UUD 1945. Menurut Jokowi, usulan tersebut sama saja seperti menampar wajahnya.
Ia menjelaskan usulan tersebut bisa berarti tiga makna, yaitu ingin menampar mukanya, yang kedua ingin mencari muka yang ketiga ingin menjerumuskannya.
Bahkan, pada Maret 2021 lalu, Jokowi kembali menegaskan bahwa ia tidak berminat menjadi presiden tiga periode. Menurut Jokowi, dia akan tetap mematuhi konstitusi di mana jabatan presiden hanya dua periode.
Dalam keterangan persnya yang diunggah di channel YouTube Sekretariat Presiden, Ia berharap jangan membuat kegaduhan di masa sulit seperti ini. jokowi saat ini ingin fokus menangani pandaemi covid -19 di Indonesia.