Jakarta, NAWACITAPOST – Banyak kasus serangan terorisme yang menggunakan TATP sebagai bahan peledak akibat after effectnya yang mematikan. Penggunaan TATP sebagai bahan peledak pertama kali dideteksi tahun 2005, saat empat orang ekstremis melakukan bom bunuh diri di London, Inggris, yang menewaskan 52 orang serta melukai 700 lainnya. Lalu kasus bom bunuh diri di Manchester Arena, Inggris, tahun 2017, yang menewaskan 23 orang serta melukai 800 orang lainnya. Diketahui pelaku menggunakan bahan peledak TATP untuk menciptakan ledakan yang besar saat itu.
BACA JUGA: Salah Seorang Warga Riau Asal Nias Dikeroyok Hingga Tewas, Pelaku Belum Semua Ditangkap
Bom bunuh diri yang menyerang 3 gereja di Surabaya pada 2018 silam juga menggunakan TATP sebagai bahan peledaknya. Tak heran jika jumlah korban yang berjatuhan tak sedikit. 18 Orang tewas dalam kejadian tersebut. Kapolri saat itu, Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan. Bom TATP yang digunakan berbentuk pipa dan kecil. Meski begitu, kekuatan ledakannya begitu besar. “Saking berbahayanya dikenal dengan The Mother of Satan, karena daya ledaknya tinggi, tapi sangat sensitif,” ungkapnya.
BACA JUGA: Habis Main Ranjang dengan Gisel, Jedar Berikutnya Pasca Putus dari Richard Kyle
“Kalau yang lain harus pakai detonator, di sini dengan guncangan atau panas dia bisa meledak sendiri,” pungkas Tito, pada (14/05/2018). Lalu kini pada (29/03/2021), Polri melakukan penangkapan terhadap teroris di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur. Dalam penangkapan tersebut, polisi menemukan sejumlah bahan peledak TATP dan bom yang siap digunakan. Penangkapan ini merupakan buntut dari kasus pengeboman di Gereja Katedral Makassar. (Martin Buulolo/Ayu Yulia Yang)